Selasa, 20 Mei 2014

DEKADENSI MORAL



MELAWAN DEKADENSI MORAL dengan REVOLUSI MENTAL
Oleh : Atik Dinan Nasihah
Beasiswa kemitraan UIN – Dompet Dhuafa
Indonesia. Negeri dengan kekayaan alam yang berlimpah ,Negeri dengan berbagai ras dan suku yang beragam, Negeri dengan kebudayaan yang sangat unik dan bermacam macam, kebudayaan yang banyak; mulai dari tarian – tarian adat, makanan khas, senjata dan alat musik yang unik, akan tetapi, dengan berjalannya waktu budaya budaya tersebut mulai terlupakan bahkan mulai terkikis dengan berjalannya zaman. Masyarakat Indonesia sendiri terkesan kurang menyukai kebudayaanya, mereka seolah tak perduli dengan budaya-budaya yang ditinggalkan nenek moyangnya, dan yang lebih memprihatinkan adalah begitu banyak budaya Indonesia yang diklaim oleh Negara lain, sepertihalnya reog ponorogo, batik , Tari Pendet dan Tari Piring, Wayang Kulit, dan lain sebagainya,dan saat budaya budaya tersebut diklaim Negara lain maka bangsa ini baru tersadar seakan bangun dari tidurnya,mereka marah dan mecacimaki Negara yang mengambil budaya Indonesia, padahal sebelum hal tersebut terjadi masyarakat Indonesia begitu acuh dengan kebudaayaannya.
            Maka jika kita fikirkan faktor yang menyebabkan bangsa kita mengacuhkan kebudayaannya adalah begitu maraknya kebudayaan barat yang merebak dan mempengaruhi bangsa kita,mulai dari hedonisme, modernisasme, liberalisme yang begitu kontradiktif dengan nilai nilai moral bangsa indonesia ini.
Kebudayaan kebudayaan barat tersebut sangat berpengaruh besar pada kepribadian bangsa kita, jika kita telisik lifestyle generasi muda saat ini cara hidupnya cenderung hedonis,tidak lagi mementingkan nilai – nilai atau norma – norma yang berlaku, alkohol ,kekerasan, narkotika, tindak criminal, korupsi  , tawuran,free seks , bahkan yang mutakhir saat ini adalah penyimpangan seksual “sodomi”,hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa mewarnai bangsa ini.
Mari sejenak kita membuka sejarah Indonesia dimasa lampau, salah seorang Proklamator kemerdekaan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 mengungkapkan konsep  Trisakti dengan tiga pilarnya, ”Indonesia yang berdaulat secara politik”, ”Indonesia yang mandiri secara ekonomi”, dan ”Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”.
Merujuk pada konsep TRISAKTI tersebut,hal yang terpenting dan harus diutamakan adalah “indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”. Indonesia memang mempunyai banyak persoalan bangsa tetapi menurut saya yng paling inti dari persoalan – persoalan tersebut adalah “DEKADENSI MORAL” yang terjadi pada bangsa ini, karena modal utama pembangunan suatu Negara adalah harus mempunyai Sumber daya manusia yang berkarakter positif,budi kerti yang baik,kedisiplinan,kejujuran harus ditanamkan pada mental – mental bangsa ini. Karena jika kita mempunyai SDA yang berkarakter positif maka  kebobrokan kebobrokan yang terjadi dinegara ini akan terselesaiakan. Jika bangsa kita mempunyai Karakter yang positif maka tidak akan ada korupsi,nepotisme ataupun yang lainnya karena karakter yang baik akan melahirkan etos kerja yang baik pula.
Untuk itu, dalam kaitannya dengan tahun politik 2014 ini-besar harapan saya untuk para pemimpin bangsa ini dimasa mendatang harusnya lebih mementingkan pendidikan pembangunan karakter  “character building” untuk bangsa ini, pembentukan karakter ini harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah, supaya bangsa ini tidak hanya cerdas ilmu ilmu pengetahuan tapi juga mempunyai kepribadian atau karakter yang baik , karena jika bangsa ini hanya pintar ilmu – ilmu pengetahuan seperti matematika, fisika, kimia, dan lain sebagainya tanpa pendidikan karakter yang baik maka yang akan terjadi adalah kebobrokan – kebobrokan bangsa ini dari segala lini seperti halnya saat ini.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dalam acara "Kongres Kemandirian Indonesia” pernah berkata "Dengan mempertahankan budaya bangsa, berarti secara tidak langsung akan memperkuat karakter identitas negara".
Untuk itu persoalan terbesar yang harus diselesaikam para pemimpin bangsa saat ini adalah pembentukan karakter bangsa,karena bangsa yang berkarakter akan mencintai budaya negaranya,dan jika  karakter bangsa telah tertanam kuat, maka negara dapat maju dengan pesat.



2 komentar: